Subklinis IB di Broiler Komersial: Kerugian Ekonomis Nyata yang Belum Disadari

Munculnya kasus IB di broiler tidak selalu dalam bentuk klinis, kasus IB subklinis juga sangat mungkin ditemukan. Kerugian IB dengan gejala subklinis di broiler juga akan memberikan dampak kerugian ekonomis yang nyata.

Infectious bronchitis (IB) adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh chicken coronavirus, virus ini mempunyai karakteristik yang sangat mudah menyebar dan bermutasi, karena kemampuan bermutasinya, virus ini mempunyai genotype, pathotype dan serotype yang bervariasi. Surveilance dan monitoring virus secara terus menerus sangat penting untuk mengetahui dinamika virusnya. 

Kerugian ekonomis akibat infeksi virus IB sangat tergantung pathotype virus IB yang menginfeksi, umur ayam yang terinfeksi, kekebalan ayam dan kondisi umum ayam. Kondisi yang bisa memperparah antara lain infeksi kuman E. Coli, Mycoplasma, H9N2 serta kondisi lingkungan kandang misalnya, kepadatan kandang, kualitas litter dan ventilasinya. Pada ayam broiler, kejadian klinis sangat sering ditemui dengan munculnya gangguan pernafasan berat, kebengkakan ginjal disertai munculnya kotoran basah hingga diare putih.

Gambar 1 & 2. Gejala klinis ayam yang positif ter infeksi virus IB Qx diikuti munculnya infeksi sekunder (kemerahan trakhea dan kebengkakan ginjal) di ayam broiler

Dengan gejala diatas, kerugian akan sangat nyata yang disebabkan oleh kenaikan kematian, berat badan terhambat dan FCR meningkat. Tetapi, munculnya kasus IB di broiler tidak selalu dalam bentuk klinis, kasus IB subklinis juga sangat mungkin ditemukan. Kerugian IB dengan gejala subklinis di ayam broiler juga akan memberikan dampak kerugian ekonomis nyata. Assayag et all (2012), melakukan survey tentang kerugian ekonomis akibat Infectious Bronchitis di Brazil, mereka menyebutkan bahwa pada flok-flok broiler yang positif terinfeksi IB akan terjadi kenaikan FCR 80 gram per ekornya. Survey ini dilakukan selama 1 tahun dan melibatkan 1 milyar broiler komersial dimana umur panennya 28-42 hari dan farm yang positif ditemukan infeksi virus IB Massachusetts dan Brazilian variants.
Pada Biology Scientific Forum 2017 di Paris, Chacon et all memaparkan hasil survey kerugian ekonomis penyakit IB subklinis di broiler komersial yang hanya menggunakan program vaksinasi IB Massachusetts. Metode yang digunakan sebagai berikut:

  • Pengambilan sampel organ (trakhea dan ceca tonsil) dan sampel darah pada saat panen di umur 36-47 hari.
  • Sampel organ tersebut akan di test PCR dan sampel darah di uji dengan test Elisa menggunakan kit idexx
  • Semua flok broiler yang disurvei telah dicatat performa produksinya saat panen, yaitu antara lain nilai FCR, kematian pada umur akhir, biaya penggunaan antibiotik dan % airsacculitis di RPA.
  • Performa flok-flok yang positif dan negatif PCR IBnya kemudian dibandingkan dan dari hasil PCR, flok yang positif ditemukan virus IB Brazilian variant.

Hasil survei dengan metode tersebut menunjukkan beberapa hal, antara lain:

Titer IB pada saat panen

Titer IB pada saat panen, flok-flok yang positif yg terinfeksi IB akan menunjukkan titer rata-rata geometriknya 1,877 dan flok-flok yang tidak terinfeksi IB menunjukkan titer rata-rata 173. Pengecekan titer IB pada saat panen bisa digunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya tantangan virus IB. Tetapi, ambang batas antara titer yang diduga terinfeksi IB dengan yang tidak, juga tergantung pada program vaksinasi, jarak antara infeksi dan pengambilan sampel darah dan kit elisa yang digunakan. 

FCR

Flok-flok yang positif terinfeksi IB akan menunjukkan FCR 0.04 lebih tinggi dibandingkan flok-flok yang IB negatif, nilai FCR tersebut merupakan FCR kedua group yang disesuaikan ke berat badan 2.7 kg.

Kematian

Flok-flok yang positif terinfeksi IB menunjukkan kematian di fase akhir 0.26% lebih tinggi dibandingkan flok-flok yang negatif IB diatas umur 35 hari.

Persentase Air Sacculitis

Flok-flok yang positif terinfeksi IB menunjukkan persentase air sacculitis lebih tinggi 0.14% lebih tinggi dibandingkan flok-flok yang negatif IB pada pengecekan di rumah potong ayamnya. Kerugian ini mengakibatkan peningkatkan tingkat persentase pengafkiran karkasnya. 

Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan pada flok-flok yang positif terinfeksi IB lebih tinggi 7.78 R$ atau Rp.33.500 per ton daging ayam yang dihasilkan dibandingkan flok yang negatif IB.

 

Secara total, kerugian ekonomis pada kasus IB subklinis pada flok-flok yang positif IB dibandingkan yang IB negatif sebesar Rp. 260 per ekor ayam, hal ini diakibatkan kenaikan FCR, kematian di fase akhir, afkir karkas akibat air sacculitis dan biaya pengobatan yang lebih tinggi. Kerugian ini akan jauh lebih nyata dan meningkat jika perubahan klinis terlihat di farm broiler, yang notabene sering kita jumpai di Indonesia.

Download pdf file disini

Last update: 20/09/2017

Kembali ke atas