Pentingnya aplikasi vaksin inaktif
Vaksin inaktif tidak menimbulkan spreading virus antar individu ayam dalam satu populasi seperti halnya vaksin aktif, sehingga individu yang tidak tervaksin dengan dosis penuh atau tidak tervaksin sama sekali tidak akan mencapai level kekebalan yang diharapkan. Oleh karena itu aplikasi dari vaksin inaktif merupakan kunci keberhasilan vaksinasi.
Jenis adjuvant di vaksin inaktif merupakan faktor penting mempengaruhi munculnya kekebalan dan pada umumnya produsen vaksin inaktif menentukan adjuvant disesuaikan dengan kebutuhan. Ada dua jenis adjuvant yaitu oil adjuvant atau Alluminium hydroxide dan dari segi vaksinasi, perbedaan emulsi dari kedua adjuvant tersebut menimbulkan perbedaan reaksi post vaksin, perbedaan kesulitan aplikasi dan reaksi kekebalan yang ditimbulkan. Sehingga kemampuan dan ketrampilan team vaksinator menjadi hal penting keberhasilan vaksinasi ini. Akibat tidak sempurnanya aplikasi vaksin inaktif tentunya akan menyebabkan level kekebalan yang kurang baik, tingkat keseragaman vaksinasi yang rendah serta reaksi post vaksin yang tinggi. Reaksi post vaksinal yang berlebihan pada ayam pullet akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan keseragaman berat badan.
Karena pentingnya pengaruh kualitas aplikasi vaksin terhadap keberhasilan vaksinasi maka Ceva Animal Health membuat inovasi alat untuk aplikasi injeksi vaksin inaktif pada ayam pullet dan layer baik di ayam petelur maupun ayam bibit/breeder yang dikenal dengan Desvac Automatic IM Injector. Alat ini pertama kali di perkenalkan pada tahun 2010. Beberapa peternak ayam petelur di Jawa Barat, Jawa Timur dan Medan sudah secara rutin menggunakan Desvac Automatic IM injector sampai saat ini sebagai sarana vaksinasi vaksin inaktif.
Kualitas aplikasi Automatic Injector
Berdasarkan hasil pengujian penggunaan automatic IM injector di ayam petelur yang diamati pertumbuhan berat badan (Tabel 1) dan respon titer EDS (Tabel2), menunjukkan bahwa pada kelompok ayam yang divaksin dengan menggunakan alat automatic IM injector terlihat penambahan berat badan dan keseragaman yang lebih baik dibanding kelompok dengan menggunakan manual injektor/socorex. Pada uji tersebut semua kelompok ayam di vaksin dengan Cevac NDIBEDSK pada ayam umur 16 minggu dan kemudian dilakukan pengamatan penambahan berat badan pada 50 ekor ayam yang sama.
Tabel 1: Perbandingan kualitas vaksinasi Automatic IM Injector dengan injeksi manual
18 WEEKS | 21 WEEKS | 26 WEEKS | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
BW (g) | % Unit | BW (g) | % Unit | BW (g) | % Unit | |
IM INJECTOR | 1.632 | 70% | 1.794 | 75% | 1.888 | 85% |
MANUAL SERYNGE | 1.611 | 70% | 1.676 | 65% | 1.820 | 85% |
STANDARD | 1.550 | 1.705 | 1.830 |
Tabel 2. Pengaruh kualitas injeksi Automatic IM Injector terhadap titer EDS
EDS HI Titer Log2 | 19 weeks | 22 weeks | ||
---|---|---|---|---|
GMT | % CV | GMT | % CV | |
A. IM INJECTOR | 1.91 | 62% | 7 | 20% |
B. MANUAL SERYNGE | 2.89 | 74% | 6.5 | 75% |
Pada pengamatan hasil titer EDS menunjukkan bahwa penggunaan Automatic IM Injector akan memberikan respon kekebalan titer EDS yang lebih baik dan seragam yang terlihat dari mean titre lebih tinggi dan seragam di 7 minggu setelah vaksin. Mengapa titer EDS yang diamati dikarenakan vaksin EDS tidak dilakukan vaksinasi priming sehingga munculnya titer EDS tersebut murni disebabkan adanya pengaruh kualitas aplikasi. Berdasarkan pengalaman Bpk. Roby dari Inti Prima Farm Sukabumi mengungkapkan, alat ini banyak membantu dalam manajemen vaksinasi di kandang. Selain penggunaannya yang cukup mudah juga dosis vaksin menjadi lebih akurat sehingga berdampak pada keseragaman titer. Beliau mengungkapkan kepuasan pada alat ini sehingga sampai saat ini rutin menggunakannya.
Dengan adanya teknologi ini diharapkan menjadi solusi bagi peternak layer dalam hal peningkatan kualitas vaksinasi di ayam pullet sehingga peternak tidak hanya memaksimalkan efikasi vaksin (titer) tetapi juga tetap mempertahankan safety (tidak menganggu pertumbuhan) dari aplikasi tersebut.
Gambar 1: IM injector