VIV Asia 2015

Ceva Indonesia Mengedukasi Pelanggan di VIV Asia 2015

PT Ceva Animal Health Indonesia (Ceva) kembali berpartisipasi dengan membuka stan dalam pameran dagang internasional VIV Asia 2015 yang diselenggarakan di BITEC Bangkok, Thailand (11 – 13/3). Kali ini stan Ceva yang banyak dikunjungi pelanggan selama pameran mengusung tema “State of the Art” dengan menyediakan solusi untuk memperbaiki produktivitas dalam produksi ternak.

Diterangkan Presiden Direktur PT Ceva Animal Health Indonesia, Edy Purwoko, pertumbuhan populasi dan ekonomi menengah penduduk Asia menjadi tantangan baru bagi Ceva. Apalagi di tambah kondisi saat ini, beberapa kasus penyakit seperti Runting Stunting Syndrome (RSS) banyak dilaporkan muncul kembali sehingga upaya optimalisasi dan meningkatnya ongkos produksi terjadi di peternakan.

Edy menyatakan, sebagai perusahaan terkemuka dunia untuk produk vaksin, Ceva selalu memberikan inovasi terbaru sebagai solusi dalam menjawab tantangan lapangan. Sebagai contoh, di dunia penggunaan vaksin Gumboro dari Ceva, baik Transmune maupun Cevac IBDL sudah menarik banyak konsumen. “Secara global, vaksin Gumboro dari Ceva menguasai 29 % pangsa pasar dunia,” ungkapnya.

Sedangkan di Indonesia sudah 18 perusahaan dan 51 hatchery (penetasan) yang mengaplikasikan hatchery vaccination menggunakan produk Ceva. “Ini menunjukkan produk kami diterima pasar karena inovasi yang kami lakukan dari sisi produk, layanan, peralatan, dan juga SDM (Sumber Daya Manusia),” terang Edy.

 

Gelar Konferensi Internasional

Sehari sebelum pameran berlangsung, Ceva mengedukasi pelanggannya dalam konferensi internasional tentang unggas dan babi yang bertajuk “Ceva State of the Art Summit” di Centara Grand Hotel – Central World, Bangkok Thailand (10/3). Tampil sebagai pembicara utama dalam acara ini adalah Yukon Limlamthong, mantan Deputi Perdana Menteri serta Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand. “Kami ingin berbagi teknik dan strategi dalam pengelolaan penyakit unggas seperti Salmonella, Gumboro, dan Newcastle; teknik ventilasi untuk layer (ayam petelur); dan kinerja reproduksi pada babi,” jelas Edy.

Selain itu, Ceva senantiasa mendukung vaksinasi di hatchery melalui C.H.I.C.K. Program (Ceva Hatchery Immunization Control Keys). “Objektivitas dari C.H.I.C.K. Program adalah memastikan 100 % DOC (Anak AYam Umur Sehari) tervaksin dengan benar dan dosis tepat sesuai kebutuhan,” ujar Ayatullah M Natsir, Technical and Marketing Manager PT Ceva Animal Health Indonesia.

Pria yang akrab disapa Ayat ini menegaskan C.H.I.C.K. Program tak hanya memastikan teknik vaksinasi dilakukan dengan tepat tetapi juga memastikan pemeliharaan vaksin dan memastikan peralatan vaksin berfungsi dengan baik. Juga membantu pelatihan bagi SDM kandang tentang prosedur vaksinasi yang baik dan benar serta melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap vaksinasi yang dilakukan.

Ayat mengatakan, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan yang terus berubah sangatlah penting. “Ceva percaya bahwa inovasi kami dipicu oleh kebutuhan pelanggan untuk bereaksi dan mengelola perubahan ini setiap hari. Lingkaran selesai, ketika solusi canggih diterapkan oleh pelanggan kami di lapangan untuk menyederhanakan tantangan produksi,” tegasnya.

Anna, praktisi perunggasan yang hadir sebagai peserta seminar dan merupakan 1 dari 500 pelanggan Ceva Indonesia yang diundang ke Thailand menyampaikan apresiasinya. “Produk Ceva berkualitas dan harganya cukup kompetitif,” ujar perempuan yang berdomisili di Magelang Jawa Tengah ini.

Ia mengaku, pelayanan dari Ceva sangat baik. Laporan dari pelanggan diterima dengan baik dan diberikan solusinya. “Dulu vaksinasi di layer bisa 3 – 4 kali, tapi dengan produk Ceva dapat lebih efisien menjadi 2 kali saja,” ucap Anna.

Kembali ke atas