C.H.I.C.K. DAY.

Sebagai salah satu perusahaan farmasi hewan yang paling cepat berkembang di dunia, Ceva Animal Health (Ceva) menempati posisi 10 besar dalam bisnis kesehatan hewan.

Manfaat Vaksinasi diHatcheryKian Terasa

Kunci kualitas DOC diantaranya terletak padaparent stock(indukan), hatchery(penetasan), egg/chick transport(transportasi ayam dan telur),danbrooding(pembesaran DOC).

Sebagai salah satu perusahaan farmasi hewan yang paling cepat berkembang di dunia, Ceva Animal Health (Ceva) menempati posisi 10 besar dalam bisnis kesehatan hewan. Edy Purwoko, Presiden DirekturCeva Animal Health Indonesia, mengatakan bahwa keahlian Ceva Animal Health terpusat pada dua bidang, yaitu pharma dan vaksin.

Ceva pun telah mendedikasikan tim khusus yang bertujuan untuk peningkatan produksi perunggasan Indonesia. “Kami terus berupaya untuk menemukan solusi yang lebih baik untuk penyakit-penyakit yang ada dan muncul yang pada saatnya nanti akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas unggas,” terang Edi.

Dalam rangka memberikan pelayanan yang komplit, Ceva Animal Health Indonesia menyelenggarakan seminar “C.H.I.C.K Day” yang bertempat di IPB International Convention Center (24/4). Dihadiri oleh tidak kurang dari 160 pelaku perunggasan yang berasal dari Medan, Lampung, Palembang, Surabaya, Makasar, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, dan Kalimantan.

Seminar ini menghadirkan 4 orang pembicara yaitu Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Prof Dr. I Wayan Teguh Wibawan, Dvm, M. Sc;Regional Technical Manager- Poultry Ceva Animal HealthRoberto Soares, Dvm, MSc, ACPV;Regional Market Manager– Poultry, Nitiwat Kaewpoowat, Dvm; sertaTechnical and Marketing Manager Ceva Animal Health,Ayatullah Natsir. Diakhir acara diadakan juga pembagiandoor prizesebagai wujud terima kasih Ceva kepada para peserta acara.

AI di Indonesia

Dalam pemaparannya, kembali Wayan (biasa disapa) mengingatkan kasus AI (Avian Influenza) pertama kali terjadi pada 2003. Seiring berjalannya waktu, karakteristik virus AI yang mudah bermutasi memunculkan infeksi AI bentuk subklinik. “Meski keseimbangan atau homeostasis adalah sifat hakiki materi. Interaksi ideal antara gen induk semang adalah manifestasi subklinik. Maka dari itu, potensi untuk berubah tetap ada,” jelas Wayan.

Pada 2006, ditemukan fenomena baru yaitu ayam-ayam yang tampak sehat setelah diuji ternyata terdapat virus AI di dalamnya. Pada saat itu, bebek bisa digunakan sebagai indikator cemaran lingkungan karena bebek tidak mengalami kesakitan meski terserang virus AI. “Berperan sebagai indikator biologis. Walaupun mengandung virus ganas tapi tidak menyebabkan kematian pada itik,” lanjutnya.

Kasus AI terkini terjadi pada November 2012, terjadi kasus H5N1 pada bebek dengan sifathigh pathogenic. “Subclade baru muncul, yaitu 2.3.2.1 yang menyebabkan kematian pada itik, akan tetapi virus AI dengansubcladebaru ini masih bisa ditekan dengan vaksin yang sudah lama ada,” ungkap Wayan.

 

Kualitas DOC

Sementara Roberto Soares memaparkan mengenai hal-hal penting yang mempengaruhi kualitas DOC (Day Old Chick/ayam umur sehari). “Pemegang kunci kualitas DOC diantaranya terletak padaparent stock(indukan), hatchery(penetasan), egg/chick transport(transportasi ayam dan telur), dan brooding(pembesaran DOC),” tutur Roberto. Artinya titik kritis kualitas DOC ditentukan dari ayam umur 0 sampai 7 hari.

Ia menjelaskan,broileradalah ayam modern dengan pertumbuhan sangat tinggi, anakannya memperoleh maternal nutrisi dari kuning telur yang mengandung komponen utama asam amino, mineral, dan vitamin yang berfungsi dalam regulator metabolisme tubuh. “Secara sederhana peran sumber dari pakan untuk indukan sangat signifikan,” tegas Roberto.

Menurut Roberto, kondisi kandang yang bersih juga berkontribusi dalam membantu memperoleh DOC  yang bagus, walau sederhana tapi implementasinya sangat sulit. “Dasarnya adalahhygieneatau kebersihan kandang,” katanya. Kebersihan kandang akan pengaruhi kandungan bakteri pada kerabang telur, sudah pasti mempengaruhi kualitas DOC yang akan ditetaskan.

Ia menambahkan, kontaminasi yang terjadi pada telur difarmakan terbawa sampai kehatchery, apalagi didukung dengan kondisi suhu sebagai predisposisi pertumbuhan bakteri. Selanjutnya permasalahan yang terjadi adalah hambatan kuning telur akibat kontaminan. “Hatcherymempunyai dampak besar terhadap kualitas DOC yang dihasilkan, maka dari itu tingkathygiene-nya patut menjadi perhatian,” ujarnya.

 

Kontrol Gumboro

Nitiwat sependapat dengan program yang dipaparkan Roberto, guna proteksi dan performa yang lebih baik. Dalam presentasinya, ia memfokuskan pada fakta bahwa Indonesia memiliki kasus vvIBDV (Very Virulent Infectious Bursal Disease Virus) yang sangat banyak dan serius. “Biosekuriti merupakan tembok tebal untuk mencegah terjadinya infeksi,” ujar Nitiwat.

Lanjut Nitiwat, virus gumboro sangat tahan terhadap desinfektan, virus ini hanya dapat menyerang ayam. Kegagalan biosekuriti mengakibatkan infeksi datang. “Virus bisa menginfeksi ayam yang belum memproduksi kekebalan aktif. Atau dengan kata lain kekebalan asal induk tidak mampu menahan virus gumboro yang di lapangan,” jelas Nitiwat.

Solusi terbaik adalah dengan melakukan vaksinasi sebagai barier kedua untuk menghasilkan antibodi. “Vaksinasi dihatcherydengan aplikasi yang lebih terkontrol akan menghasilkan DOC yang kebal terhadap gumboro lebih seragam,” terang Nitiwat.

 

C.H.I.C.K.Program

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kekebalan ayam terhadap berbagai macam penyakit antara lain dengan menjalankan C.H.I.C.K. Program (CEVA Hatchery Immunization Control Keys). Dijelaskan Ayatullah, C.H.I.C.K. Program sudah lama diperkenalkan untuk mendukung keberhasilan vaksinasi dihatchery.

Ada 5 aspek dalam C.H.I.C.K Program yang meliputi perlakuan vaksin, teknik vaksinasi, perlakuan peralatan vaksin, audit danmonitoringvaksin, serta pendidikan dan keahlian. Melalui C.H.I.C.K. Program, kata Ayatullah, diharapkan mampu mengontrol keberhasilan vaksinasi dengan melihat keakuratan dosis vaksin, kualitas injeksi, serta tingkat kecepatan vaksin dalam melindungi DOC.

Kembali ke atas